Bijaksana Dalam Mengatur Keuangan (Tips Perencanaan Keuangan Edisi Spesial Imlek)

Bijaksana Dalam Mengatur Keuangan (Tips Perencanaan Keuangan Edisi Spesial Imlek)

Imlek tinggal sebentar lagi! Tahun Baru Imlek yang merupakan perayaan besar bagi warga etnis Tionghoa di seluruh dunia ini, akan dirayakan pada tanggal 16 Februari 2018 mendatang. Sebagai etnis yang dikenal piawai dalam mengelola keuangan, ngga ada salahnya dong untuk belajar dari mereka mengenai perencanaan keuangan. Yuk, kita simak artikel berikut!

Alkisah, pada 480an SM di masa pemerintahan kerajaan Gou Jian, terdapat ahli strategi militer terkenal bernama Fan Li atau dikenal juga dengan Tao Zhu-Gong, yang kemudian setelah mengundurkan diri dari jabatannya, ia menjadi seorang Pengusaha. Fan Li mempunyai beberapa prinsip atau filosofi dari etnis Tionghoa, salah satunya adalah “Kemampuan Mengorganisasikan” atau dalam Bahasa Mandarin disebut “Nen Zheng Dun” yang ia percaya mampu membawa kesuksesan bagi seseorang.

Kemampuan mengorganisasikan yang dimaksud ternyata juga termasuk kemampuan mengatur Keuangan loh. Nah, dalam artikel khusus Imlek ini, kita akan belajar mengenai gimana sih caranya mengatur keuangan sesuai dengan prinsip etnis Tionghoa. Berikut adalah beberapa prinsip yang bisa kita terapkan:

  1. Berhati-hatilah dalam mengeluarkan uang (Frugality is a Virtue) – Dao De Jing dalam salah satu tulisan kuno mengatakan bahwa berhati-hati dalam mengeluarkan uang merupakan hal yang penting dalam hidup. Berhati-hati disini maksudnya adalah untuk memahami mana yang menjadi kebutuhan dan mana yang menjadi keinginan. Uang yang kita punya lebih baik dikeluarkan untuk hal-hal yang memang kita butuhkan.
  2. Perhatikan gaya hidup – melengkapi poin pertama diatas, gaya hidup orang Tionghoa kebanyakan sederhana. Mulai dari memasak dan mengonsumi makanan di dan dari rumah, menghemat, dan mengalokasikan dana lebih yang dimiliki untuk ditabung atau “diputar” menjadi modal bisnisnya. Baik bukan? Seperti yang dikatakan Dr. Maoshing Ni: “Kesederhanaan membawa kepuasan dan semua hal akan tumbuh dengan baik”.
  3. Menabung dan berinvestasi –  dibandingkan dengan negara-negara lain seperi Amerika Serikat dan juga Indonesia, masyarakat di Cina lebih sering menabung. Tercatat bahwa masyarakat disana menabung rata-rata sebesar 46% dari total GDP-nya selama setahun, sementara orang Indonesia hanya menabung sebanyak 32% dari total GDP-nya (data diambil dari World Bank). Persentase keterlibatan masyarakat dalam hal investasi pun juga tinggi loh, Masukin update jumlah investor di Cina.
  4. Sebisa mungkin tidak melakukan hutang – berhutang menjadi hal yang tidak wajar bagi etnis Tionghoa. Lebih baik menabung atau menyisihkan uangnya hingga cukup, dibandingkan melakukan kredit atau berhutang. Namun, jika memang tidak bisa dihindari, berhutang ke Bank atau perusahaan pembiayaan bisa atau mungkin dilakukan dengan prinsip konsistensi dan bertanggung jawab untuk membayarnya.
  5. Manajemen dan perencanaan keuangan yang disiplin – Etnis Tionghoa mempunyai sebuah peribahasa yang berbunyi sebagai berikut: “Menyimpang Seinci, Rugi Seribu Batu”. Peribahasa itu berarti kita harus disiplin (tidak menyimpang) dalam mencatat untung-rugi, pemasukan-pengeluaran, atau modal-hasil sehingga apa yang kita terima dan akan atau sudah kita keluarkan dapat tercatat dengan baik dan tidak akan menimbulkan rugi di kemudian hari. Jack Ma, pendiri dari e-commerce terkenal di Cina dan salah satu orang terkaya di dunia, menjalankan prinsip manajemen keuangan di hidupnya, yaitu prinsip 30:30:30. Prinsip 30:30:30 yang dimaksud adalah 30% dari pemasukan digunakan untuk kebutuhan sehari-hari, 30% ditabung, 30% dialokasikan untuk investasi atau modal usaha, dan sisanya 10% disisihkan untuk hal lainnya.  Terlihat mudah kan. Namun sebenarnya dibutuhkan niat, determinasi, dan konsistensi yang kuat loh untuk menerapkan prinsip ini!

Tidak ada salahnya belajar dari begitu banyak suku dan etnis mengenai banyak hal, termasuk mengenai perencanaan keuangan. Kita bisa belajar dari etnis Tionghoa yang terkenal pintar dan piawai dalam mengatur dana yang mereka miliki, bagaimana caranya berhemat, menabung, dan berinvestasi sehingga uang yang dimiliki tidak terbuang percuma dan justru bisa “beranak-pinak”.

Seperti yang dituliskan pada peribahasa China kuno – “The man who moved a mountain was the one who began carrying away small stones” atau “Mereka yang bisa memindahkan gunung adalah mereka yang mulai membawa serta kerikil-kerikilnya”; jadilah pribadi yang cermat dan bijaksana dalam mengelola uangmu. Pelan-pelan rencanakan dan sisihkan untuk masa depan yang bahagia dan sejahtera! Dan tentunya Selamat Tahun Baru Imlek bagi yang merayakan, semoga Imlek tahun ini membawa keberkahan dan kesehatan bagi kita semua. Bagi yang menerima angpao, jangan lupa dikelola dengan baik ya!

× Chat me