Dana Pensiun untuk pekerja di Indonesia perlu direvitalisasi. Mengapa? Karena di usia 26 tahun sejak Dana Pensiun diundangkan masih banyak aspek yang perlu disesuaikan. Bahkan salah satu survei menyatakan 70% pekerja Indonesia mengalami masalah keuangan di masa pensiun, di hari tuanya.
Terlebih lagi, tingkat penetrasi program pensiun di kalangan pekerja di Indonesia hingga baru mencapai 7,5%. Artinya dari sekitar 50 juta pekerja formal hanya 4 juta pekerja yang telah memiliki program pensiun, baik di DPPK (Dana Pensiun Pemberi Kerja) maupun di DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan).
Atas dasar itu, Panitia IRO 2018 melakukan audiensi ke Bapak Hanif Dhakiri (Menteri Ketenagakerjaan RI) untuk menyampaikan update industri Dana Pensiun, di samping meminta beliau untuk menjadi Pembicara Utama pada IRO 2018 nanti. Sebelumnya Panitia IRO 2018, sudah audiensi ke OJK, SetWapres, dan Ketua Komisi X DPR.
“Melalui IRO 2018, kita berharap ada atensi pekerja dan pemberi kerja yang lebih besar terhadap dana pensiun. Untuk mempersiapkan masa pensiun yang sejahtera. Semoga IRO 2018 dapat memformulasikan lansekap program dana pensiun ke depan ” ujar Syarifudin Yunus, Ketua Panitia IRO 2018 saat Audiensi ke Menaker.
IRO Oktober 2018 nanti, akan menghadirkan 18 pembicara, baik dari regulator (OJK, Menaker, Menkeu), parlemen (DPR), internasional (World Bank & ADB), praktisi (ADPLK, ADPI, BPJS TK), termasuk dari ekonom, asset management/fund manager, serikat pekerja, pengusaha, akademisi, dan perencana keuangan. Menurut rencana, Walil Presiden RI akan menjadi “keynote speaker” sekaligus membuka acara IRO 2018.
IRO 2018 diharapkan dapat menjadi momentum untuk memetakan strategi dan skema baru dalam memajukan industri dana pensiun di Indonesia. Menjadikan dana pensiun sebagai gaya hidup milenial … #IRO2018 #IndonesiaRetirementOutlook